Aku Bersyukur

Aku bersyukur karena telah dikaruniakan kedua mata untuk melihat, melihat indahnya ciptaan Tuhan di dunia ini untuk selalu aku amati dan akhirnya ku syukuri nikmat Tuhan itu.

Another Starting Day

My last post was on 1st August and today is 3rd Dec. It means already 4month passed since that day. It is believed that many things have happened during that period. I really wanted to write down all of them, but in fact i couldn't. It isn't because I didn't have time to do it, it is just cuz I was lazy to pour out my ideas in this mind.

Je parle français

France ! Previously, I knew nothing speaking on France. I didn’t even know what “Bonjour” means :D But then, after taking French class since three months ago, I can speak France now. Although I still can’t speak fluently, at least I know how to introduce myself a bit :D Yeah, finally I did it. To be honest, previously, I’ve never thought to speak France and even take the class for that. It is coincidence, I can say like that. Why? Well, I’ll tell you the story.

It Is Like A Mirror

I think the nature law which says that whatever we do to other people no matter good or bad, it will turn aside us and we don't know when will it be, is true.

Wednesday, November 24, 2010

Semua Serba Ngepas

Alhamdulillah, hari ini berkah yang diberikan-Nya sungguh luar biasa, sama juga seperti setiap hari. Namun hari ini yang bisa kuungkapkan adalah semua alhamdulillah pas. Sore hari sempat uring-uringan karena merasa menyesal tidak membeli tiket yang sudah jelas-jelas murah hingga akhirnya sekarang harga tiket untuk pulang liburan ini melambung kembali. Berusaha menenangkan diri dengan cara sholat Ashar dan berdoa kepada Alloh. Setelah itu pergi ke taman maju mencari udara segar sekalian belanja buat bahan masak seminggu ke depan. Target belanja dengan membawa uang RM 6, Alhamdulillah bener-bener ngepas. RM 6 cukup buat beli wortel, kentang, tomat, tempe, tahu, telor, dan bawang putih. Terus sepanjang jalan masi aja kepikiran buat hemat, *sebenernya hemat apa pelit sih ini (>_<)

Oke, selanjutnya yang kepikiran adalah gimana caranya sms temen karena mau ngasih duit ke dia, tapi posisi lagi gk ada pulsa. Mo nebeng sms sama temen yg laen tapi gk enak. Trus mengumpulkan tenaga pikiran *lebay,:D terlintas di benak sekaligus berdoa kali aja bisa ketemu sama tu orang di pasar malam ini. Eh nggak sampe 5 detik, di depan mata lewat tuh orang yang dimaksud. Alhamdulillah ngepas lagi, pas ada niat mo ngasih duitnya, pas ada orangnya :D

Ngepas selanjutnya adalah waktu aku memasak makan malam. Gimana ceritanya? hehehe, yang ini simpel aja. Jadi rasanya manis, asin, gurih, lezatnya ngepas. Banyak nasinya juga ngepas buat malam ini sama sahur besok subuh.

Alhamdulillah semuanya ngepas. Kesimpulannya Alloh itu benar-benar Mahabaik Maha Mengabulkan doa hamba-Nya yang sungguh-sungguh mengazamkannya. ^^

-I love Alloh, Alloh loves me more-

Saturday, November 13, 2010

Memaknai Hari Raya Kurban (Idul Adha)

Alhamdulillah, tidak terasa sudah masuk bulan Dzulhijah, bulan di mana banyak umat muslim dari seluruh dunia berbondong-bondong mengunjungi negeri Arab untuk melaksanakan ibadah haji yang semata-mata ditujukan hanya untuk mencari ridho Alloh Swt. Bulan Dzulhijah berkaitan erat dengan salah satu hari raya umat Islam yaitu Idul Adha atau hari raya kurban. Sebagaimana arti dari hari raya ini kita dianjurkan untuk melakukan kurban demi membantu saudara-saudara kita yang lain yang kurang mampu (orang-orang miskin, -red). Sudah sepatutnya kita merenungi esensi yang terkandung dari hari raya ini. Berikut ini ada sepenggal artikel yang saya sadur (klik disini). Semoga bisa memicu semangat dan mengetuk hati kita untuk lebih memaknai hidup agar jangan sia-sia belaka.


Idul Adha dan Ibadah Kurban

19/11/2008 | 19 Zulqaedah 1429 H | Hits: 14.745

Kirim Print

dakwatuna.com – Kata Idul Adha artinya kembali kepada semangat berkurban. Berbeda dengan Idul Fitri yang artinya kembali kepada fitrah. Bila Idul Fitri berkaitan dengan ibadah Ramadhan, di mana setiap hamba Allah selama Ramadhan benar-benar disucikan sehingga mencapai titik fitrah yang suci, tetapi dalam Idul Adha tidak demikian. Idul Adha lebih berupa kesadaran sejarah akan kehambaan yang dicapai nabi Ibrahim dan nabi Ismail alaihimus salam. Karenanya di hari tersebut ibadah yang paling utama adalah menyembelih kurban sebagai bantuan terhadap orang-orang miskin.

Dalam surah Ash Shaffat 100-111, Allah swt. menggambarkan kejujuran nabi Ibrahim dalam melaksanakan ibadah kurban. Indikatornya dua hal:

Pertama, al istijabah al fauriyah yakni kesigapannya dalam melaksanakan perintah Allah sampai pun harus menyembelih putra kesayangannya.

Ini nampak ketika nabi Ibrahim langsung menemui putranya Ismail begitu mendapatkan perintah untuk menyembelihnya. Di saat yang sama ia langsung menawarkan perintah tersebut kepadanya. Allah berfirman:

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!”

Dan ternyata al istijabah al fauriyah ini nampak juga pada diri Ismail ketika menjawab:

“Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”

Kedua, shidqul istislam yakni kejujuran dalam melaksanakan perintah.

Allah berfirman: “Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya).”

Inilah pemandangan yang sangat menegangkan. Bayangkan seorang ayah dengan jujur sedang siap-siap melakukan penyembelihan. Tanpa sedikitpun ragu. Kata aslamaa yang artinya keduanya berserah diri menunjukkan makna bahwa penyerahan diri tersebut tidak hanya terjadi sepihak, melainkan kedua belah pihak baik dari Ibrahim maupun Ismail. Di sanalah hakikat kehambaan benar-benar nampak. Bahwa sang hamba tidak ada pilihan kecuali patuh secara tulus kepada Tuhannya. Suatu teladan kehambaan yang harus ditiru setiap orang beriman yang berjuang menuju derajat kehambaan. Karenanya pada ayat 100 seteleh itu, Allah menegaskan bahwa keduanya benar-benar hamba-Nya, Allah berfirman: “Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.”

Dari sini nampak bahwa untuk mencapai derajat kehambaan sejati, tidak ada lain kecuali dengan membuktikan al istijabah al fauriyyah dan shidqul istislam. Nabi Ibrahim dan nabi Ismail telah membuktikan kedua hal tersebut. Allah swt. yang Maha Mengetahui telah merekamnya. Bila Allah yang mendeklarasikannya maka itu persaksian yang paling akurat. Tidak perlu diperbincangkan lagi. Bahkan Allah swt. mengabadikannya dengan menjadikan hari raya Idul Adha. Supaya semua hamba Allah setiap tahun selalu bercermin kepada nabi Ibrahim dan nabi Ismail.

Dengan demikian, esensi Idul Adha bukan semata ritual penyembelihan kurban, melainkan lebih dari itu, membangun semangat kehambaan nabi Ibrahim dan nabi Islamil dalam kehidupan sehari-hari.

Yang perlu dikritisi dalam hal ini, adalah bahwa banyak orang Islam masih mengambil sisi ritualnya saja, sementara esensi kehambaanya dilupakan. Sehingga setiap tahun umat Islam merayakan Idul Adha, tetapi prilaku kesehariannya menginjak-injak ajaran Allah swt. Apa-apa yang Allah haramkan dengan mudah dilanggar. Dan apa-apa yang Allah perintahkan diabaikan. Bukankah Allah berfirmanudkhuluu fissilmi kaafaah? Tapi di manakah makna kaffah itu dalam dataran kehidupan umat Islam? Karena itu, setiap kita memasuki hari raya Idul Adha, yang pertama kali harus kita gelar adalah semangat kehambaan yang kaffah kepada Allah. Bukan kehambaan sepenggal-sepenggal, atau kehambaan musiman.

Berapa banyak orang Islam yang rajin mentaati Allah di bulan Ramadhan saja, sementara di luar Ramadhan tidak demikian.

Berapa banyak orang Islam yang rajin ke masjid selama di Makkah saja, sementara setelah kembali ke negerinya, mereka kembali berani berbuat dosa tanpa merasa takut sedikitpun. Wallahu a’lam bishshawab.

Thursday, November 4, 2010

It's 20th !

People, I'm back. Now birthday edition ^o^

Ya today, exactly 10.30 pm, 3rd November 2010 I got my birthday surprise. Well, I dun expect much to get surprise from any my friends. Since my birthday this year is in the middle of the period of test and almost entering study week. It means dat, people will be busy with everything related to academic stuff. I had even test in the nite rite before and after my birthday. Okay, to be honest in my pray to Alloh for this birthday, I wish I would get a birthday cake or surprise from my friends, can be anyone. Therefore, in order to make myself happy >_<>

As Albert Einstein said, "Learn from yesterday, life for today, hope for tomorrow" and Hadith from Rasululloh Saw. "If today is better than yesterday, we are lucky. If today is the same as yesterday, we are lossy. If today is worse than yesterday, we are wretch."

Tronoh, 2:47 AM

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More