Tuesday, April 19, 2011

Surat untuk Adik Kecilku

Tepat 15 tahun yang lalu

seorang bidadari kecil melengkapi keluargaku.

Kini tubuh mungil itu telah menjelma

menjadi sesosok bidadari dewasa nan jelita.

15 tahun sudah kita menghabiskan waktu bersama

Oh adik kecilku, umurmu kian bertambah

jiwamu pun semakin matang seiring dengan itu.

Ku yakin sekarang kau telah siap menyongsong hari esok

Untuk mewujudkan semua impian dan harapan yang kau miliki.


Adikku tersayang, mbak memang tidak pandai mengurai kata-kata cinta untukmu. Mbak juga tidak pandai untuk mengekspresikan rasa sayang melalui tindakan memeluk atau mencium pipimu. Sepenggal bait di atas pun, entahlah apakah kau mengerti maksudnya. Mbak bingung bagaimana harus mencurahkan rasa rindu dan sayang yang membuncah ini padamu. Padahal baru tiga bulan kita tidak berjumpa namun rindu yang mbak punya ini telah menggunung seperti gunung berapi yang ingin meletus, meluapkan isinya. Namun demikian, bermil-mil jarak terbentang di antara kita tidaklah cukup untuk menghapus rasa kebersamaan di hati kita yang akan tetap selalu ada.

Adalah kali kedua mbak tidak berada di sisimu saat pergantian usia kau lalui. Maaf karena tidak ada kado kecil yang biasanya mbak hadiahkan kepadamu. Mau dikirim melalui paket pun, keterbatasan dana menghalangi mbak untuk melakukannya. Namun ketahuilah satu yang pasti, ribuan baris doa untukmu siap dikirimkan menyeberangi lautan sampai ke tanah air tercinta. Juga selalu kusebut namamu dalam setiap doaku.

Doaku pada Alloh, semoga kau selalu berada dalam lindungan-Nya, selalu menjadi pelita di keluarga, dan dapat meraih semua asa yang kau punya. Ya Rabb, jadikanlah adikku sebagai anak yang berbakti kepada kedua orang tua, guru, bangsa, negara, dan agama. Urusan sekolah pun lancar tanpa ada hambatan yang berarti. Semoga semangat selalu meliputimu untuk melangkahkan kaki menyambut masa depan yang Insya Alloh akan cerah.

Tak terasa bulir-bulir hangat menyentuh pipi mbak saat menuliskan surat ini. Mbak menangis. Hal yang sangat jarang terjadi ketika kita tinggal bersama di rumah. Memang terkadang kita baru merasakan betapa sayangnya kita dengan seseorang bila kita berada jauh darinya. Dan hal itulah yang kini mbak rasakan. Demi melanjutkan pendidikan, mbak rela tinggal terpisah dari keluarga. Konsekuensinya, rasa homesick akan senantiasa hinggap di hati ini. Namun hal itu tidak boleh menjadi penghalang untuk meraih masa depan. Juga tidak akan mbak biarkan mendatangkan rasa resah pada dirimu dan keluarga di kampung halaman.

Oya dik, melalui surat ini mbak selipkan sepotong gambar kue ulang tahun untukmu. Warna biru. Ya, mbak selalu ingat bahwa biru adalah warna kesukaanmu. Selain itu ada sushi juga di atasnya. Kenapa? Karena mbak tahu kalau adik juga suka dengan makanan khas dari “negeri matahari terbit” itu. Insya Alloh nanti kalau mbak pulang, mbak akan belikan kue ulang tahun yang sebenarnya *bukan gambar-red.

Akhirnya tiba di penghujung surat ini. Mbak harap kita bisa berjumpa segera dalam keadaan yang baik. Janji ya bahwa kita akan selalu saling mendoakan untuk yang terbaik. Titip salam dan cium untuk bunda juga kakak di rumah.



Salam rindu,

Mbak Opi


PS : Ini gambar kue ulang tahun untuk adik Riri tersayang ^^






2 comments:

insya allah doa nya di denger allah ti,

sabar dan tawakal kepada allah dan yakinlah semua akan indah pada waktunya ...

amiin ndra ^^ setuju banget kalo sabar dan tawakal adalah kunci utamanya =)

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More