Aku Bersyukur

Aku bersyukur karena telah dikaruniakan kedua mata untuk melihat, melihat indahnya ciptaan Tuhan di dunia ini untuk selalu aku amati dan akhirnya ku syukuri nikmat Tuhan itu.

Another Starting Day

My last post was on 1st August and today is 3rd Dec. It means already 4month passed since that day. It is believed that many things have happened during that period. I really wanted to write down all of them, but in fact i couldn't. It isn't because I didn't have time to do it, it is just cuz I was lazy to pour out my ideas in this mind.

Je parle français

France ! Previously, I knew nothing speaking on France. I didn’t even know what “Bonjour” means :D But then, after taking French class since three months ago, I can speak France now. Although I still can’t speak fluently, at least I know how to introduce myself a bit :D Yeah, finally I did it. To be honest, previously, I’ve never thought to speak France and even take the class for that. It is coincidence, I can say like that. Why? Well, I’ll tell you the story.

It Is Like A Mirror

I think the nature law which says that whatever we do to other people no matter good or bad, it will turn aside us and we don't know when will it be, is true.

Tuesday, May 3, 2011

Mari Mengejar Ilmu

(illustration : tarbiyah-dzatiyah.blogspot.com)

Ilmu apa nilai ya? Sering kali terlintas di benak kita manakah yang harus kita utamakan ketika tengah mengenyam bangku pendidikan. Semasa itu pula diri kita maupun pihak-pihak lain menginginkan agar kita sekolah agar menjadi pintar, bertambah ilmunya, dan mendapat nilai yang bagus. Namun tahukah kita bahwa ilmu dan nilai bisa menjadi dua hal yang sama, bisa juga menjadi dua hal yang berbeda dalam konteks pencapaiannya.

Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu membahas dan membicarakan segala macam pengetahuan yang dapat dimiliki manusia, baik pengetahuan lahir maupun pengetahuan bathin, termasuk masalah-masalah yang tresedental dan metafisik. Sedangkan, pengertian nilai, menurut seorang Associate Prof. Department of Interdisciplinary Studies in Education, School
of Education San Francisco State College, Jack R. Fraenkel, idea atau konsep yang bersifat abstrak tentang apa yang dipikirkan seseorang atau dianggap penting oleh sesorang, (Value is any idea, a concept , about what some one think is important in life).

Memahami kedua konsep tersebut setidaknya kita akan mendapatkan gambaran dan bisa menentukan mana yang harus dikedepankan. Satu hal yang pasti, bila kita mengejar ilmu maka nilai akan mengiringi di belakangnya. Sementara kalau kita mengejar nilai, kemungkin besar akan menjerumuskan diri kita untuk menghalalkan segala macam cara hanya demi mendapat nilai tinggi dalam pelajaran.

Ilmu tak kan lekang dimakan zaman, dia akan senantiasa melekat di dalam pikiran, sementara nilai, kepuasan mendapatkannya hanya muncul sesaat saja saat kau mendapatkannya yang selanjutnya akan menguap seiring berjalannya waktu.

Memang, ilmu dan nilai adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Mereka akan selalu datang bersamaan dan terkadang mengharuskan kita untuk memilih mana yang harus dikedepankan. Perlu kecermatan dalam menentukan pilihan ini.
Jadi, manakah yang hendak kita pilih? Tentukanlah pilihanmu sekarang yang mengarah kepada masa depan kita !



". . . demikianlah. Dan sesungguhnya ilmu Kami meliputi segala apa yang ada padanya. (QS, Al-Kahfi:91)"


Monday, May 2, 2011

Sepotong Semangat di Hari Pendidikan


ING NGARSO SUNG TULODO, ING MADYO MANGUN KARSO, TUT WURI HANDAYANI”

(Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan)

Sekitar satu jam telah berlalu dari tengah malam. Aku masih berkutat dengan diktat kuliah demi mempersiapkan diri menempuh ujian akhir yang sudah di depan mata. Lelah karena berjam-jam melototin catatan-catatan kuliah itu, sejenak aku merilekskan badan. Putar badan ke kanan, putar ke kiri, tak ketinggalan dengan memijat kepala yang ketika kupegang terasa panas. Tampaknya telah mencapai titik didih akibat dijejali berbagai rumus mata kuliah Peluang dan Statistika. Lirik kanan, lirik kiri, dan pandanganku pun tertuju ke arah laptop mungil di atas meja belajar yang sejak sore tadi kuonggokan begitu saja karena tidak ingin ia memecah konsentrasiku ketika belajar. Kuberanjak dari kasur springku mendekati benda elektronik itu. Kutekan tombol power, layar hitam itu pun kini berwarni-warni. Sedikit menunggu karena proses loadingnya agak lambat, yang kuterka mungkin saja karena telah terkontaminasi dengan virus atau juga disebabkan oleh beratus-ratus ribu file yang telah dimasukkan ke tubuhnya. Loading pun selesai, bergegas ku klik ikon berlambangkan lingkaran berwarna merah, kuning, hijau, di tengah-tengahnya biru *jadi teringat lagu Pelangi ciptaan Pak A.T. Mahmud (Alm.) :D Klik sana, klik sini, hingga akhirnya jendela browser itu pun telah dipenuhi berbagai website yang kemudian satu per satu kujelajahi isinya. Selang beberapa menit kemudian pandanganku pun terpaku pada sebuah artikel yang tengah menjadi hot-thread di salah satu forum website terkemuka.


BERITA DUKA DI HARI PENDIDIKAN NASIONAL

Perahu Terbalik di Bengawan Solo, Siswa Tenggelam Ketika Akan Ikut Upacara Hardiknas


Hatiku teriris-iris membaca sepenggal kalimat di atas. Kusadari bahwa hari ini tanggal 2 Mei adalah Hari Pendidikan Nasional yang bertepatan dengan hari kelahiran seorang tokoh nasional yang semasa hidupnya begitu berapi-api menyerukan semangat pendidikan kepada bangsa Indonesia, yaitu Ki Hajar Dewantara. Betapa mirisnya negeri kita kalau kita amati dengan cermat bahwa betapa banyaknya putra bangsa yang berpotensi untuk memajukan negeri ini dengan berat hati harus putus sekolah karena kendala biaya pendidikan yang tidak terjangkau. Betapa pilunya juga ketika melihat kenyataan bahwa banyak cendikiawan Indonesia yang terpaksa meninggalkan tanah air, memilih berkarya di negeri orang karena tidak didukung oleh pemerintah dalam mengembangkan risetnya yang semata-mata nantinya didedikasikan hanya untuk negeri tercinta.

Mengenyam pendidikan adalah hal yang belum dirasakan oleh rakyat kita secara merata. Kita dapat melihat dengan sangat jelas bahwa bangku pendidikan hanya bisa dirasakan oleh mereka yang bermodal tinggi saja lantaran harga “bangku sekolah” yang dari hari ke hari kian melangit tidak mau kalah dengan kenaikan harga sembako bahan pangan ataupun BBM. Namun demikian, kusadari juga bahwa tidak sedikit orang yang masih mau peduli akan nasib pendidikan bangsa Indonesia. Sebagai contoh, telah banyak LSM atau juga pribadi yang merogoh koceknya untuk membantu putra-putri bangsa yang ingin sekolah tetapi mengalami kesulitan ekonomi. Pemerintah pun tentunya tidak tinggal diam menyangkut masalah pendidikan ini. Salah satunya adalah menaikkan anggaran pendidikan untuk tahun 2011 menjadi sebesar Rp 249 triliun, walaupun sebetulnya hal ini belum juga cukup untuk memenuhi biaya kebutuhan pendidikan di Indonesia. Hal itu dikarenakan sebagian besar dana tersebut tersedot untuk membayar gaji guru yang seharusnya memiliki anggaran terpisah. Pada akhirnya, kita sebagai rakyat kecil sejauh ini hanya bisa menyampaikan suara-suara melalui berbagai perantara seperti, media cetak, elektronik, ataupun LSM saja tanpa bisa berbuat hal kongkret yang sekiranya bisa mengetuk hati pemerintah agar mau membuka mata melihat kondisi yang sebenarnya.

Terlepas dari itu semua, hal yang bisa kulakukan kini adalah bersyukur sebesar-besarnya atas nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan karena sampai saat ini aku masih dapat melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi. Atas berkat rahmat Alloh Swt. aku bisa merasakan indahnya masa-masa kuliah dan betapa nikmat terasa ketika setiap hari aku menerima ilmu-ilmu baru. Ilmu pengetahuan yang Insya Alloh selalu kugunakan dengan baik dalam rangka membangun tanah air tercinta. Sesungguhnya aku melakukan ini semua hanya karena mengharapkan ridho dari Alloh Yang Maha Kuasa. Sebagaimana teringat firman-Nya dalam Al-Qur`an surat Al-Mujaadilah ayat 11 :


. . . Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”



*Angkatlah semangat menuntut ilmu yang merupakan salah satu dasar dalam menjalani hidup. Meningkatkan ilmu berarti membuat hidupmu lebih hidup.

Ditulis di : kamar asrama UTP

00.43 waktu Tronoh, Malaysia.


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More