Monday, May 2, 2011

Sepotong Semangat di Hari Pendidikan


ING NGARSO SUNG TULODO, ING MADYO MANGUN KARSO, TUT WURI HANDAYANI”

(Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan)

Sekitar satu jam telah berlalu dari tengah malam. Aku masih berkutat dengan diktat kuliah demi mempersiapkan diri menempuh ujian akhir yang sudah di depan mata. Lelah karena berjam-jam melototin catatan-catatan kuliah itu, sejenak aku merilekskan badan. Putar badan ke kanan, putar ke kiri, tak ketinggalan dengan memijat kepala yang ketika kupegang terasa panas. Tampaknya telah mencapai titik didih akibat dijejali berbagai rumus mata kuliah Peluang dan Statistika. Lirik kanan, lirik kiri, dan pandanganku pun tertuju ke arah laptop mungil di atas meja belajar yang sejak sore tadi kuonggokan begitu saja karena tidak ingin ia memecah konsentrasiku ketika belajar. Kuberanjak dari kasur springku mendekati benda elektronik itu. Kutekan tombol power, layar hitam itu pun kini berwarni-warni. Sedikit menunggu karena proses loadingnya agak lambat, yang kuterka mungkin saja karena telah terkontaminasi dengan virus atau juga disebabkan oleh beratus-ratus ribu file yang telah dimasukkan ke tubuhnya. Loading pun selesai, bergegas ku klik ikon berlambangkan lingkaran berwarna merah, kuning, hijau, di tengah-tengahnya biru *jadi teringat lagu Pelangi ciptaan Pak A.T. Mahmud (Alm.) :D Klik sana, klik sini, hingga akhirnya jendela browser itu pun telah dipenuhi berbagai website yang kemudian satu per satu kujelajahi isinya. Selang beberapa menit kemudian pandanganku pun terpaku pada sebuah artikel yang tengah menjadi hot-thread di salah satu forum website terkemuka.


BERITA DUKA DI HARI PENDIDIKAN NASIONAL

Perahu Terbalik di Bengawan Solo, Siswa Tenggelam Ketika Akan Ikut Upacara Hardiknas


Hatiku teriris-iris membaca sepenggal kalimat di atas. Kusadari bahwa hari ini tanggal 2 Mei adalah Hari Pendidikan Nasional yang bertepatan dengan hari kelahiran seorang tokoh nasional yang semasa hidupnya begitu berapi-api menyerukan semangat pendidikan kepada bangsa Indonesia, yaitu Ki Hajar Dewantara. Betapa mirisnya negeri kita kalau kita amati dengan cermat bahwa betapa banyaknya putra bangsa yang berpotensi untuk memajukan negeri ini dengan berat hati harus putus sekolah karena kendala biaya pendidikan yang tidak terjangkau. Betapa pilunya juga ketika melihat kenyataan bahwa banyak cendikiawan Indonesia yang terpaksa meninggalkan tanah air, memilih berkarya di negeri orang karena tidak didukung oleh pemerintah dalam mengembangkan risetnya yang semata-mata nantinya didedikasikan hanya untuk negeri tercinta.

Mengenyam pendidikan adalah hal yang belum dirasakan oleh rakyat kita secara merata. Kita dapat melihat dengan sangat jelas bahwa bangku pendidikan hanya bisa dirasakan oleh mereka yang bermodal tinggi saja lantaran harga “bangku sekolah” yang dari hari ke hari kian melangit tidak mau kalah dengan kenaikan harga sembako bahan pangan ataupun BBM. Namun demikian, kusadari juga bahwa tidak sedikit orang yang masih mau peduli akan nasib pendidikan bangsa Indonesia. Sebagai contoh, telah banyak LSM atau juga pribadi yang merogoh koceknya untuk membantu putra-putri bangsa yang ingin sekolah tetapi mengalami kesulitan ekonomi. Pemerintah pun tentunya tidak tinggal diam menyangkut masalah pendidikan ini. Salah satunya adalah menaikkan anggaran pendidikan untuk tahun 2011 menjadi sebesar Rp 249 triliun, walaupun sebetulnya hal ini belum juga cukup untuk memenuhi biaya kebutuhan pendidikan di Indonesia. Hal itu dikarenakan sebagian besar dana tersebut tersedot untuk membayar gaji guru yang seharusnya memiliki anggaran terpisah. Pada akhirnya, kita sebagai rakyat kecil sejauh ini hanya bisa menyampaikan suara-suara melalui berbagai perantara seperti, media cetak, elektronik, ataupun LSM saja tanpa bisa berbuat hal kongkret yang sekiranya bisa mengetuk hati pemerintah agar mau membuka mata melihat kondisi yang sebenarnya.

Terlepas dari itu semua, hal yang bisa kulakukan kini adalah bersyukur sebesar-besarnya atas nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan karena sampai saat ini aku masih dapat melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi. Atas berkat rahmat Alloh Swt. aku bisa merasakan indahnya masa-masa kuliah dan betapa nikmat terasa ketika setiap hari aku menerima ilmu-ilmu baru. Ilmu pengetahuan yang Insya Alloh selalu kugunakan dengan baik dalam rangka membangun tanah air tercinta. Sesungguhnya aku melakukan ini semua hanya karena mengharapkan ridho dari Alloh Yang Maha Kuasa. Sebagaimana teringat firman-Nya dalam Al-Qur`an surat Al-Mujaadilah ayat 11 :


. . . Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”



*Angkatlah semangat menuntut ilmu yang merupakan salah satu dasar dalam menjalani hidup. Meningkatkan ilmu berarti membuat hidupmu lebih hidup.

Ditulis di : kamar asrama UTP

00.43 waktu Tronoh, Malaysia.


0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More